By 16 June 2013

Pemda Brebes Peringati Isro Miroj Dengan Pemberian Santunan Yatim Piatu

* Ada Sekitar 1700 Anak Yatim Yang Disantuni se Kabupaten Brebes

isro3

BREBESNEWS.CO -Ada cara khusus yang dilakukan pemerintah kabupaten Brebes, dalam rangka memperingati Isro Miroj yakni dengan membagi santunan kepada anak yatim Piatu. Sebanyak 1700 anak yatim dari 17 Kecamatan mendapatkan santunan.

“Kepedulian kepada anak-anak yatim piatu harus kita tingkatkan,” ujar Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE saat menyampaikan sambutan peringatan Isro Miroj Tingkat Kab Brebes di Pendopo Bupati, Jumat malam (14/6).

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten hanya memberikan ala kadarnya untuk meringankan beban mereka. Apala menjelang tahun pelajaran baru, kebutuhan akan alat tulis bagi mereka sangat mendesak untuk dipenuhi.

Dengan santunan yang diterima mereka sebesar Rp 250 ribu per anak itu, bisa sedikit mengurangi beban berat mereka. “Jelang tahun pelajaran baru, tentu mereka sangat membutuhkan alat tulis,” terangnya.

Pengajian Isro Miroj, diawali dengan istighosah yang dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Brebes KH Syeh Ahmad Said Basalamah.

Sebagai penceramah, ulama lokal KH Abdurahman Wahid dari Jagalempeni Wanasari Brebes dan pengasuh Pondok Pesanteren Al Hikmah 1 KH Labib Sodiq.

KH Abdurahman Wahid yang mendapat julukan Gus Dur ke-2 itu menandaskan pentingnya melahirkan anak sholeh-sholeha. Sebab dari anak Saleh mampu mengantarkan kebahagian dunia dan akherat.

Pada dasarnya, untuk mencetak anak Saleh terletak pada kedua orang tuanya. Namun akibat kesibukan orang tua, maka orang tua perlu mempercayakan pendidikannya ke pondok atau ulama.

“Kita jangan sampai terjebak oleh diri kita sendiri akibat tidak mempercayakan pendidikan anak-anak kita ke pondok atau ulama untuk menjadi anak yang saleh,” ucap Gus Dur ke-2 dengan gayanya yang khas.

Menurutnya, era sekarang sangat sulit sekali mendidik anak-anak akibat terlalu banyak pilihan bagi anak dalam dunia yang makin tua dan maju. Berbagai tantangan menghadang dihadapan yang menyilaukan mata.

Sebagai contoh, bahasa Inggris dipandang masih menjadi nomor satu sementara bahasa arab di nomorduakan. Padahal bahasa Arab mampu mengantarkan kita dalam kehidupan di dunia maupun di akherat. “Di akherat nanti pertanyaan Malaikan memakai bahasa Arab Man Robbuka, bukan Who is God?” kata Abdul Rachman Wahid disambut ger-geran pengunjung.

Sementara, KH Labib Sodiq dalam ceramahnya lebih banyak memuji-muji kepemimpinan Hj Idza Priyanti. Menurutnya, kepemimpinan Idza mampu menempatkan posisi ulama ditempat yang tertinggi. Terutama bagi dirinya ketika diterima sebagai tamu yang dimuliakan oleh Bupati. “Hubungan antara ulama dan umara memang harus seiring sejalan untuk mencapai kesuksesan pembangunan daerah,” pujinya. (Ilmie)

Posted in: Serba Serbi, Sosial