By 29 December 2019

Tanam Kacang Makadamia, Beri Harapan Cerah Petani di Sirampog

Penanaman tanaman kacang makademia di wilayah Kecamatan Sirampog

BREBESNEWS.co – Petani di wilayah pegunungan memiliki harapan baru bila menanam pohon kacang Makadamia.

Pasalnya, kacang tersebut harganya mahal dan hanya bisa ditanam di atas 800 meter Daerah Permukaan Laut (DPL). Selain itu, bisa dipetik hasil tanamnya, tanaman kacang Makadamia untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang mampu memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat di dalam dan di sekitar hutan.

“Pada usia tanaman kurang dari 6 tahun, dapat memperoleh penghasilan kotor sebesar antara Rp 200 juta hingga Rp 1 Miliar per hektar, artinya melebihi hasil budidaya tanaman holtikultura bahkan prospek ekspor,” kata Direktur jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir Hudoyo MM saat sosialisasi dan pencanangan pengembangan Makadamia di desa Igir Klanceng, Sirampog, Brebes, Sabtu (28/12/2019).

Menurutnya, pengembangan tanaman Makadamia sebagai upaya penanggulangan degradasi lahan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Degradasi lahan, merupakan permasalahan besar yang mengancam keaneka ragaman hayati dan iklim bumi.

“Dunia telah bertekad, pada 2030 berkomitmen dari perilaku menghancurkan bumi menjadi perilaku produktif untuk melindungi dan memulihkan lahan kita,” tandasnya.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE mengaku gembira dengan adanya sosialisasi pengembangan tanaman Makadamia di Igir Klanceng.

Pemerintah Kabupaten Brebes juga menyatakan akan menyewa lahan milik Perhutani untuk ditanami Makadamia.

“Sungguh sangat menjanjikan tanaman kacang Makadamia, bila secara intensif ditanam. Dan Pemkab akan menyewa Perhutani untuk menanam Makadamia,” ujar Idza usai membuka sosialisasi.

Idza menandaskan, masyarakat Brebes yang saat ini telah meningkat ekonominya dengan menanam sayuran dan lain, tidak seharusnya untuk dirubah secara drastis. Tetapi dibeberapa petak, hendaknya menanam Makadamia karena lebih menjanjikan nilai ekonomisnya.

Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Pemali Jratun Rohimah menjelaskan, Makadamia diharapkan menjadi titik temu persoalan tenure, degradasi lahan, dan kebutuhan ekonomi rumah tangga masyarakat.dengan menggunakan sistem agroforestri, Makadamia mampu meningkatkan fungsi hidrologis, pengendalian erosi, tahan terhadap kebakaran dan kekeringan.

Makadamia intigrifolia merupakan penghasil kacang yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kacang Makadamia apabila sudah diolah bisa dibandrol dengan harga Rp 450 ribu hingga Rp 650 ribu per kilogram.

Satu pohon Makadamia sekali panen bisa 20-25 kg. Dalam setahun bisa panen 3-4 kali. Pada usia 5-7 tahun busa berbuah, dan meningkat dua kali lipat ketika usianya mencapai 10 tahun.

“Kalau satu petani punya 2 hektar pohon Makadamia, gross marginnya bisa lebih dari Rp 1 Miliar,” ungkap Rohimah. (ILMIE)

Posted in: Ekonomi & Bisnis