Anemia: Si “Silent Killer” Bagi Ibu Hamil
Oleh: Ayu Triana Sari
Mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dari Desa Padasugih Brebes
Kata anemia tentunya sudah tidak asing lagi didengar. Penyakit yang disebabkan karena tubuh kekurangan sel darah merah ini bisa diderita semua orang dari berbagai kalangan usia. Namun siapa sangka anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil?
Sebelum kita membahas bahaya anemia pada ibu hamil, yuk kenalan dulu dengan anemia.
Anemia umumnya disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi atau biasa disebut defisiensi besi.
Hal tersebut dapat terjadi karena tubuh manusia memiliki kemampuan yang terbatas dalam menyerap zat besi atau tubuh kehilangan banyak zat besi yang berupa sel darah merah akibat pendarahan misalnya pada wanita yang mengalami menstruasi.
Nah, mengapa ibu hamil rawan mengalami anemia padahal ibu hamil tidak mengalami menstruasi? Selama kehamilan, ada peningkatan kebutuhan zat besi yang signifikan untuk meningkatkan massa sel darah merah, memperluas volume plasma dan untuk memungkinkan pertumbuhan unit plasenta janin.
Ketika peningkatan kebutuhan zat besi tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan ibu hamil mengalami anemia.
Kematian akibat anemia
Sampai saat ini, kematian ibu hamil yang disebabkan oleh anemia masih sering terjadi. Prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 70% atau 7 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia.
Meskipun anemia merupakan penyebab tidak langsung kematian pada ibu hamil, namun anemia memberikan dampak yang buruk bagi ibu dan janin yang dikandungnya, baik selama masa kehamilan maupun saat persalinan.
Pada saat persalinan, berbagai penyulit dapat terjadi akibat anemia salah satunya adalah partus lama. Apa sih partus lama itu?
Menurut Johanes C. Mose, partus lama adalah persalinan yang abnormal atau sulit. Selain partus lama, penyulit lain saat persalinan yang dapat terjadi adalah perdarahan postpartum, syok, dan infeksi.
Sedangkan dampak buruk bagi janin yang disebabkan oleh anemia pada ibu hamil adalah gangguan pada pertumbuhan sel tubuh maupun otak. Selain itu, anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah, bayi lahir sebelum waktunya, keguguran, dan apabila anemia sudah pada tingkat berat dapat menyebabkan kematian.
Upaya pemerintah
Pemerintah dalam hal ini sudah mengupayakan berbagai cara untuk mengurangi terjadinya anemia pada ibu hamil, salah satunya dengan suplementasi besi.
Suplementasi besi dilakukan dengan pemberian 90 tablet Fe selama hamil. Menurut berbagai studi yang telah dilakukan, pemberian tablet Fe ini berhasil menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebanyak 20% sampai 25%.
Namun, terkadang banyak ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sehingga prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia masih cukup tinggi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, presentase ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe masih 19,3%.
Anemia pada ibu hamil perlu ditangani dengan serius oleh berbagai pihak seperti pemerintah dan pelayanan kesehatan. Namun sebenarnya dukungan dari orang-orang terdekat seperti suami dan orang tua si Ibu hamil lah yang paling berpengaruh lho!
Mengingatkan untuk meminum tablet Fe, mengingatkan agar ibu hamil selalu mengkonsumsi sayur dan buah, menemani saat kontrol ke rumah sakit adalah hal-hal kecil yang dapat dilakukan agar ibu hamil terhindar dari berbagai penyakit termasuk anemia.
Ibu hamil juga tidak boleh stress karena dapat memicu berbagai penyakit lain datang. Jadi, jika kita memiliki anggota keluarga yang sedang hamil, kita harus selalu memperhatikan keadaan dan kebutuhannya agar si Ibu dan janin yang dikandungnya selalu sehat. (*)