Bupati tak mau Tandatangani Penolakan Pembangunan Bendungan, Warga Bantarkawung Meradang
BREBESNEWS.co – Suasana tiba tiba memanas sesaat setelah Bupati idza Priyanti menyampaikan sambutan pada sosialisasi dan konsolidasi pelaksanaan Dana Desa tahun 2020 di pendopo kecamatan Bantarkawung, Sabtu (7/12/2019).
Sebelumnya, massa dari berbagai desa berkumpul dan memadati Kantor Kecamatan Bantarkawung guna melakukan aksi demo yang kedua kalinya, untuk menolak adanya rencana pembangunan Bendungan Bantarkawung kepada Bupati Brebes.
Bupati sempat dimintai tanda tangan oleh para warga untuk menolak rencana pembangunan Bendungan Bantarkawung namun Bupati tidak bersedia menandatangani surat pernyataan itu dengan alasan harus dirapatkan terlebih dahulu.
Akhirnya warga tersebut meminta audiensi dengan Bupati di ruangan terpisah untuk membahas penolakan pembangunan Bendungan bantarkawung.
Bupati Idza Priyanti didampingi Camat Bantarkawung Eko Supriyanto dan Muspika kecamatan Bantarkawung kemudian melakukan audiensi dengan beberapa perwakilan warga guna membahas masalah yang tengah mengemuka terkait rencana pembangunan Bendungan di bantarkawung.
Pertemuan yang berlangsung alot itu ternyata membuat masa yang ada di luar semakin tidak sabar mendengar hasil dari pertemuan itu.
Mereka ingin bupati Brebes idza Priyanti langsung menyampaikan hasilnya di hadapan para pendemo, akan tetapi karena melihat kondisi yang semakin memanas Bupati akhirnya mengurungkan diri untuk menyampaikan langsung apa yang menjadi kesepakatan dari pertemuan tersebut.
Camat Bantarkawung Eko Supriyanto mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut pada intinya Bupati akan menindaklanjuti dengan melakukan rapat di kabupaten dan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Gubernur Jateng akan penolakan pembangunan Bendungan Bantarkawung.
“Bupati berjanji akan menindak lanjuti hasil pertemuan hari ini dan akan melakukan rapat dikabupaten serta menyampaikan aspirasi masyarakat kepda Gubernur Jawa Tengah,” kata Eko.
Sementara massa yang berkumpul di depan kantor kecamatan bantarkawung semakin bertambah jumlahnya dan emosi mereka makin memanas karena Bupati tak kunjung menemui mereka untuk memberikan jawaban. Untuk meluapkan kekecewaan mereka akhirnya mereka membakar ban dan beberapa bahan yang mudah terbakar. Melihat kondisi yang sudah tidak terkendali, pihak kepolisian dan keamanan yang berjaga tidak bisa berbuat banyak, hanya berusaha menenangkan mereka agar tidak berbuat anarkhis.
Asep Aunillah salah seorang tokoh pemuda mencoba menenangkan emosi para pendemo dengan menyampaikan bahwa dirinya bersama perwakilan warga yang lain telah melakukan audiensi dengan Bupati Brebes idza Priyanti dan membuahkan kesepakatan bahwa hasil pertemuan tersebut akan dirapatkan di kabupaten dan aspirasi masyarakat akan penolakan wacana pembangunan Bendung Bantarkawung akan disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar pranowo.
“Jadi sekarang kami mohon saudara-saudara silahkan tinggalkan tempat ini dengan tertib dan tenang. Silahkan kembali melakukan aktivitas seperti semula, karena perjuangan kita masih panjang jadi pergunakan energi kalian untuk langkah selanjutnya dan pada intinya wacana pembangunan bendung Bantarkawung tidak akan terjadi. Saya bersama kalian,” ucap Asep.
“Kita akan perjuangkan penolakan ini sampai darah penghabisan,” teriaknya menenangkan para pendemo.
Ternyata apa yang diucapkan oleh Asep membuat sebagian para pendemo menjadi tenang dan meninggalkan tempat itu dengan tertib namun sebagian lagi masih ingin bertemu dengan Bupati Brebes.
Untuk menenangkan para pendemo yang masih bertahan, akhirnya satu per satu tokoh dari masing-masing desa menyampaikan apa yang menjadi hasil dari pertemuan tersebut dan menghendaki masa untuk segera kembali ke tempat mereka masing-masing.
(DHANI)








