Terpelset dan Hanyut di Sungai, Nenek Penjual Sayur di Bantarkawung Ditemukan Tewas
BREBESNEWS.co – Diduga terpeleset dan hanyut di sungai Kuya, Desa Cinanas, Kecamatan Bantarkawung, jasad Ratem Binti Karsad (60), penjual sayur keliling dan makanan ringan asal Dukuh Karangsengon RT. 003 RW. 009, Desa Cinanas, Bantarkawung, ditemukan setelah warga melakukan penyisiran sungai.
Jenazah Ratem ditemukan tersangkut di bebatuan setelah dilakukan pencarian selama kurang lebih 4 jam.
“Diduga Ratem terpelser dan hanyut saat hendak menyeberang sungai pasca berjualan keliling Dukuh Karangpucung dan akan pulang,” ujar Danramil 12 Bantarkawung Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Nurhadi lewat pesan WA nya, Jumat (31/1/2020).
Nurhadi mengungkapkan, untuk kondisi air sungai saat nenek Ratem tenggelam sungai sedang berarus deras mulai pukul 15.30-18.30 WIB, setelah wilayah Cinanas dan sekitarnya diguyur hujan lebat.
“Pencarian yang dilakukan oleh keluarga mbah Ratem, membuahkan hasil. Jenazah korban tersangkut di bebatuan di Sungai Kuya, masuk wilayah Dukuh Muara, Cinanas pada pukul 21.30 WIB,” jelasnya.
Sementara dari penuturan Marsono (38), saksi sekaligus anak kandung Ratem, proses pencarian kepada ibunya dilakukannya setelah ibundanya belum pulang ke rumah sampai dengan pukul 17.30 WIB (30/1).
Saat mendapati barang dagangan ibunya berserakan di tepian sungai yang sedang banjir, di sekitar Kedung Paruk, Cinanas, ia pun curiga dan berusaha mencari ibunya di sepanjang sungai terutama di tempat penyeberangan dengan ditemani tetangganya yaitu Imam Setiawan (37) dan Rahyo (40).
Pencarian mereka juga mendapatkan bantuan masyarakat setempat, termasuk diumumkan melalui pengeras suara di masjid dan mushola.
Berjarak kurang lebih 2 kilometer dari lokasi penemuan dagangan, sekitar pukul 21.30 WIB, akhirnya mereka melihat sosok yang dicari dalam posisi telungkup tersangkut bebatuan sungai.
Atas penemuan ini, Nursito (44), Kadus Karangpoh, Cinanas, melaporkannya kepada pihak Polsek dan Koramil Bantarkawung.
Sekitar pukul 22.30 WIB, petugas bersama pihak medis Puskesmas setempat segera meluncur ke lokasi penemuan guna melakukan pemeriksaan medis awal terhadap jenazah.
Dari hasil pemeriksaan medis awal oleh Bidan Desa, Wiwin Winarni (44), tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Korban murni diperkirakan meninggal karena hanyut di sungai.
Sedangkan luka robek pada bagian kulit kepala dan dahi sebelah kiri sepanjang 10 sentimeter, diperkirakan karena benturan antara kepala korban dengan bebatuan maupun kayu selama hanyut.
“Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan memilih meminta jenazah untuk didoakan dan dimakamkan,” ucap Kadus Nursito. (AFiF.A)







