Idza Janjikan Rumah Korban Banjir Bandang Bumiayu di Lahan Maribaya
BREBESNEWS.co – Banjir yang melanda Desa Dukuhturi, Kalierang dan Penggarutan Kecamatan Bumiayu meski tidak memakan korban jiwa, tegapi menggerus 10 rumah rusak berat dan 3 rumah hanyut terbawa arus.
Bupati Brebes Idza Priyanti dalam tinjauannya, Minggu (27/2/2022) melihat camp pengungsian di SDIT Al-Ambary, dengan memantau kondisi ketersediaan logistik, kesehatan, dan kesiapan relawan dari berbagai unsur.
Idza berkeliling kampung yang terdampak banjir dengan berjalan kaki, meninjau jembatan yang hanyut dan jembatan rusak di Jalang Lingkat Bumiayu, tepatnya di jembatan penggarutan.
“Kepada warga yang rumahnya tergerus kalau mau pindah, Pemkab menyediakan lahan di Maribaya, dan akan dibuatkan rumah unggul sistem panel Instan (ruspin),” ujar Idza kepada para pengungsi korban banjir bandang.
Idza juga membuka pintu pendopo Bumiayu untuk dijadikan pegngungsian, karena digedung yang satu tersedia tempat tidur dan aula yang luas.
Ditempat sama kepada awak media,Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang (PSDATR) Agus Ashari mengatakan, untuk penanganan banjir di Bumiayu, ada dua hal.
Pertama penanganan tebing kali keruh, yang sudah dianggarkan sebesar Rp 3 milyar, dan sedang proses lelang. Kedua, untuk di Desa Kalinusu perbaikan tebing sungai juga sudah dianggarkan Rp 1 milyar.
Hal sama juga diungkapkan Kepala BPBD Brebes Nushy Mansyur. Dalam penanganan awal pihak BPBD telah mengutamakan sisi kemanusiaan yakni evakuaasi, pemenuhhan kebutauhan dasar korban banjir seperti penyediaan konsumsi yakni beras, mie, pakaian, tikar di tiga tempat pengungsian.
Untuk penanganan darurat, BPBD juga telah mengasesment, untuk mengusulkan 13 rumah yang rusak ke pemerintah provinsi maupun pusat.
Senada dengan Bupati, Nushy melihat ada satu hal yang harus ditangani serius yakni kerusakan di daerah atas. Masyrakat harusnya memahami karena sekarang banjir sudah merambah di Kali Sijampang, juga ada longsor.
“Mahkota longsor sudah merekah terlihat ratusan meter. Kalau ada hujan yang deras seperti perlu diwaspadai terjadinya longsor,” ungkap Nushy.
Demi kemaslahatan bersama, kata Nushy, masyarakat diatas harus memelihara pohon. Secara alami bisa saling bersinerji, yang selanjjutnya menjadi taman nasional. Sumber air juga tersedia, kalau semuanya menjaga lingkungan, menghijaukan kembali hutan Bumiayu.
Nushy mencermati, kalau kemiringan sungai sudah sangat terjal. Disamping itu, lima bendung juga sudah rusak, jebol semua. Akibata tidak ada keseimbangan, maka terjadi kerusakan alam Bumiayu.
Banjir Bumiayu terjadi Sabtu (26/2) sekira pukul 16.00 sampai dengan 18.15 hujan lebat mengguyur wilayah Bumiayu. Sehingga mengakibatkan banjir banjir bandang di dua sungai yang melintasi Bumiyu. Di Desa Kalierang air sungai Kali Keruh yang meluap merendam ratusan rumah yang tersebar di 9 RT wilayah RW 01 dan 02 Krajan. Di wilayah RT 01/01, 3 rumah roboh diterjang banjir.
Banjir juga berdampak di wilayah Dukuh Majapahit RT 06-09 RW.05 serta di RW 06 Pagenjahan.
Untuk Desa Penggarutan, banjir melanda Dukuh Penggarutan tepatnya wilayah RT 01 RW 01. Ada 8 rumah yang terendam air paling tinggi sekitar 40 cm. Ada dapur seorang warga yang roboh, kandang Sapi roboh, dan banjir yang disertai lumpur juga melanda lokasi pemakaman.
Area persawahan sekitat 10 hektar yang tanaman padinya sudah mulai menguning diterjang banjir.
Sementara di wilayah Desa Adisana khusus RW 01 dan RW 02 yang terdampak banjir. Ada 8 rumah di RW 01 yang terendam air sampai ke dalam rumah. Untuk RW 02 yang terdampak paling parah di jembatan jalan lingkar dan Perumahan Jabal Mina, 2 rumah dan 1 mushollah terbawa arus Kali Keruh.
(AFiF.A)









