By 22 September 2015

Budidaya Udang Vaname Sistem Plastik Mulsa, Menjanjikan

panen udangBREBESNEWS.CO -Teknologi budidaya udang intensif sistem plastik mulsa, sangat menjanjikan. Terbukti teknologi ini mampu menghasilkan udang berlipat ganda dibandingkan dengan sistem intensif konfensional.
Salah satu pembudidaya yang mulai merasakan hasil dari teknologi tersebut adalah H Slamet Maryoko di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes

“Alhamdulillah, dengan menggunakan sistem plastic mulsa, produksi udang yang dihasilkan cukup tinggi,” ungkap H Slamet Maryoko, disela panen udang di Balongan Randusanga Kulon, Selasa (22/9/2015).

Slamet yang juga Kepala Desa Randusanga Kulon menceritakan, dari luas lahan 4000 meter persegi, dia menebar benur udang vaname F1 sejumlah 130.000 ekor. Setelah berjalan 100 hari, produksi yang dihasilkan mencapai 2.370 kilogram dengan size rata-rata 50 ekor/kg.

Saat ini, harga jual perkilo udang size 50 mencapai Rp 78.000,-/kg.

“Ya, Alhamdulillah bisa untung lumayan,” tutur Slamet Maryoko yang biasa disapa H Jarot ini.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes Iskandar Agung Spi menjelaskan, teknologi Plastik Mulsa mulai dikembangkan di wilayah pesisir Kabupaten Brebes tahun 2010. Kini telah menyebar di 5 lokasi Kecamatan Losari, Tanjung, Wanasari, Bulakamba, dan Brebes.

Memang, lanjutnya, Kabupaten Brebes diera 80-90 an dikenal sebagai pemasok utama produksi udang. Namun seiring berjalannya waktu, akibat pola budidaya yang diterapkan pada saat itu pola intensif, menyebabkan kerusakan daya dukung lingkungan.

Akibatnya budidaya udang mengalami kesulitan yang luar biasa hingga awal tahun 2000. Budidaya udang kembali bangkit, dengan penerapan sistem ini sejak 2010. Diantaranya bermunculan Kelompok Pembudidaya ikan (Pokdakan) yang sukses seperti Pokdan Muncul Jaya di Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Pokdakan Mulya Sari Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Pokdakan Puncel Makmur Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba dan lain-lain.

“Ketaatan pembudidaya dalam penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) Budidaya Udang terbukti menghasilkan hasil produksi udang yang cukup baik,” tandas Iskandar.

Jaringan listrik

Kepala Dinas Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes Tandi APi MM menegaskan upaya pengembalian kejayaan udang akan terus dilakukan. Hal ini mendasari potensi lahan tambak di Kabupaten Brebes yang sangat tinggi dan keberadaan kelompok atau pembudidaya yang terus bersemangat untuk mengembangkan budidaya udang.

“Kami selalu membenahi sarana dan prasarana yang mendukung upaya tersebut,” ucapnya.

Upaya kongkrit untuk pengembalian kejayaan udang yakni dengan melakukan pola penataan kawasan budidaya secara makro. Salah satunya, mengintegrasikan pengembangan komoditas lain seperti rumput laut di sepanjang pantai Brebes.

Hal ini dimaksudkan, keberadaan rumput laut di kawasan tepi akan menjadi penyaring air laut yang akan masuk ke kawasan udang dan bandeng.

“Sifat rumput laut sebagai biofilter akan menyerap zat-zat toksik yang ada, baik di tanah maupun air,” terangnya.

Meski demikian, Tandi mengaku mengalami kendala serius akibat tidak tersedianya jaringan listrik. Selama ini para pembudidaya menggunakan energi penggerak kincir dengan mesin diesel berbahan bakar solar.

“Ketersediaan jaringan listrik masuk tambak, sangat membantu pembudidaya karena bisa menekan ongkos produksi hingga 40 persen,” ungkap Tandi.

Untuk itu, dia mendesak kepada PLN agar secepatnya memasang jaringan di lokasi tambak sepanjang pantura Brebes. (ILMIE)