Wakil Bupati Prihatin dengan Turunnya Harga Rumput Laut
BREBESNEWS.CO -Wakil Bupati Brebes Narjo SH mengaku turut bangga dengan keberhasilan Pokdakan Crucuk Randusanga Kulon Kecamatan Brebes yang berhasil masuk nominasinasi nasional.
Kepada tim penilai, dia berharap agar Pokdakan Brebes bisa menjadi juara 1 Nasional. Sehingga bisa menggairahkan dunia rumput laut dan kelompok pembudidaya ikan lainnya.
Namun demikian, Narjo juga mengaku prihatin dengan harga rumput laut yang kini harganya jatuh. Dia meminta kepada tim untuk menyampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti untuk menstabilkan harga rumput laut.
“Harga rumput laut selalu fluktuatif, jadi kami mohon disampaikan kepada Bu Menteri agar mengeluarkan regulasi harga rumput laut. Kasihan petani tambak yang saat ini harga rumput lautnya berkisar antara Rp 3000 sampai Rp 3500,” kata Narjo saat menyambut rombongan tim penilai yang dipimpin Setiawan MM dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Balai Desa Randusanga Kulon, Kamis (22/102015).
Bertarung dengan 33 kelompok
Setelah meraih juara I Tingkat Provinsi Jawa Tengah, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kali Crucuk Randusanga Kulon Brebes mendapat kunjungan penilaian dari Tim Penilai Nasional. Kelompok ini bakal bertarung dengan 33 kelompok yang mewakili Provinsi masing-masing se Indonesia.
Tim melakukan penilaian pada tiga unsur yakni aspek ekonomi, sosial dan teknik. Selain menilai secara cermat tentang adminstrasi, tim juga melakukan kunjungan langsung ke area tambak dan usaha ekonomi produktif yakni proses pembuatan agar-agar kertas.
Ketua Pokdakan Kali Crucuk H Akhman Toko Riyani memaparkan, kelompok ini didirikan pada tahun 2011 dengan anggota awal 19 orang. Saat ini jumlah anggota bertambah menjadi 37 orang dengan luas lahan kelompok mencapai 72 hektar.
“Kelompok kami eksis hingga kini bahkan mengembangkan usaha lainnya,” ujarnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh kelompok, bekerjasama dengan pemerintah. selain usaha pembesaran atau budidaya rumput laut, juga mengembangkan usaha kebun bibit rumput laut, penataan penjemuran dengan para-para, pengolahan, perbaikan infrastruktur saluran dan tanggul, perbaikan jalan produksi dan lain-lain.
Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes memiliki sejarah sebagai produsen udang terbesar di era tahun 80-90 an. Keterpurukan usaha budidaya udang yang dimulai tahun 2000 sangat dirasakan oleh masyarakat pembudidaya di Kab Brebes termasuk pembudidaya ikan di Desa Randusanga.
Seiring berkembangnya waktu, atas berbagai upaya yang dilakukan guna memulihkan kondisi lingkungan yang rusak akibat intensifikasi udang tahun 80-90 an, pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak memberi alternatif usaha budidaya dengan komoditas baru yaitu rumput laut jenis Gracillaria sp.
Usaha budidaya rumput laut yang mulai dikembangkan tahun 2003-2004 mulai membuahkan hasil dengan berkembang pesatnya produksi budidaya rumput laut. Dengan luasan tambak di Desa Randusanga Kulon 1.190 Ha, hampir sebagian besar sudah ditanami rumput laut.
Dengan produktifitas rata-rata 1 ton rumput laut kering/Ha/MT, diperkirakan produksi rumput laut jenis Gracillaria sp di Desa Randusanga Kulon dalam 1 tahunnya dapat mencapai 4.000 ton rumput laut kering atau setara 40.000 ton rumput laut basah tiap tahunnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Brebes Tandi APi yang juga turrut hadir menambahkan, Pokdakan Crucuk secara administrasi sudah melewati tahapan seleksi 10 besar, 5 besar dan 3 besar. Kini bersaing dengan Pokdakan dari Indramayu Jawa Barat, dan Pokdakan dari Bone Sulawesi Selatan.
“Kami yakin Pokdakan Kali Crucuk bisa menjadi juara 1 karena memiliki berbagai kelebihan dibidang ekonomi, sosial maupun teknis,” tambah Tandi. (ILMIE)