STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI SDN BANYUMANIK 01 SEMARANG UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKUALITAS (SDGs)
Oleh ; Ainu Ilma Yuni Lahisa
2398011959
Dosen : Nursiwi Nugraheni,S.Si.M.Pd
Pendidikan Guru Profesional Gelombang 1 Tahun 2023
Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar
ABSTRAK
Pendidikan merupakan penentu bagi bangsa untuk maju dan berkembang. Dalam hal ini, guru menjadi suatu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya kualitas pendidikan.
Hal tersebut dilihat dari hasil produk pendidikan. Pendidikan di Indonesia mempunyai kualitas yang rendah menjadikan penyelenggaraan pendidikan karakter di wilayah Semarang sebagai program prioritas, sehingga dalam himbauan ini menjadikan Kepala Sekolah SDN Banyumanik 01 Semarang
membuat beberapa strategi untuk membentuk karakter pemimpin pada peserta didik di
sekolahnya.
Dalam hal tersebut artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang dibuat
oleh kepala sekolah dalam mewujudkan karakter pemimpin pada peserta didik yaitu dengan diadakannya Program Duta Ekstrakulikuler, Studi Kontekstual dan Pembiasaan Islami.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kegiatan atau proses belajar supaya siswa secara aktif dapatmengembangkan kemampuan dirinya supaya mendapatkan ilmu spiritual keagamaan, pengawasan diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 tahun 2003).
Pendidikan menjadi paling penting pada kehidupan yang akan dialami manusia dan
akan berlangsung selama hidupnya, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.
Yang dapat diperoleh dari pendidikan adalah kita mendapat kehidupan yang baik dan terarah, kualitas lapangan kerja yang bagus, kepribadian diri menjadi baik, kepercayaan diri yang baik, dan mampu membedakan kesalahan dan kebenaran.
Di dalam pendidikan terdapat proses pembentukan karakter. Pendidikan karakter
merupakan aspek penting karena pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung
kepada siswa agar membentuk dan mengembangkan nilai-nilai positif, mengajarkan norma agama, kesusilaan dan norma lainnya. Memahami dan bertindak sesuai norma yang berlaku membuat peserta didik menjadi karakter yang kuat bagi suatu bangsa dalam pembangunan dan kemajuan.
Menjadi bangsa yang berkarakter adalah pretensi atau tujuan kita semua, para pendiri negara menuangkan keinginan menjadi bangsa berkarakter tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alenia ke-2 dengan pernyataan yang tegas yaitu Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan pada masa pandemi covid 19.
Pemerintah dan satuan pendidikan melakukan upaya dalam menyiapkan proses pembelajaran
yang baik untuk peserta didik. Kepala sekolah berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah, melalui tugasnya sebagai pimpinan di sekolah harus memastikan semua peserta didik mendapatkan pelayanan baik sesuai kebutuhannya.
Pemerintah membuat kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan karakter untuk
memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan karakter juga dianggap sebagai upaya pemerintah dalam mencapai sasaran dan tujuan pembangunan
berkelanjutan, salah satu tujuan SDGs adalah terwujudnya pendidikan berkualitas.
Penyelenggaraan pendidikan karakter ini dijadikan sebagai sebuah kebijakan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter untuk memberikan bekal kepada peserta didik supaya memiliki karakter positif untuk menghadapi perubahan di masa depan.
Pelaksanaan Pendidikan karakter menjadi program yang diprioritaskan oleh Dinas
Pendidikan di Kota Semarang, kebijakan tersebut menjadikan kepala sekolah SDN
Banyumanik 01 berpikir untuk membuat strategi penanaman karakter pemimpin pada peserta didik yaitu dengan diadakan nya pembiasaan islami, studi kontekstual dan kegiatan Program
Duta Ekstrakulikuler. Dimana pada kegiatan ini melibatkan beberapa komponen seperti walimurid, lingkungan sekitar sekolah dan guru-guru profesional.
Program pertama yang diterapkan adalah Program Duta Ekstrakulikuler, program ini
terdiri dari bidang Literasi, Polisi Cilik, Paskibra, dan English Club. Kedua adalah program studi kontekstual, dimana program ini merupakan program yang menerapkan proses pembelajaran yang berkaitan dengan kepemimpinan dan dikaitkan dengan dunia nyata.
Kemudian program yang terakhir adalah Pembiasaan Islami, kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pendidikan karakter pada peserta didik dengen menerapkan pembiasaan
sehari-hari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Ada beberapa hal yang menjadi penghambat dalam penerapan 3 program yang
diadakan di SDN Banyumanik 01, diantaranya adalah kesinambungan antara penanaman
karakter di rumah dan di sekolah. Dimana dalam konteks ini kepala sekolah harus melakukan penyesuaian situasi dan kondisi setelah adanya covid 19 dimana peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran melalui daring atau tidak tatap muka atau online hampir selama 2 tahun.
Selain itu motivasi dan latar belakang siswa siswi yang berbeda- beda juga jadi hambatan bagi kepala sekolah dalam mewujudkan pendidikan karakter melalui program yang dibuatnya.
kecintaan terhadap dunia polisi. Dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pelopor keselamatan berkendara bagi semua kalangan. Karena banyak sekali anak-anak
dibawah usia izin mengendarai yang sudah berkendara tanpa surat izin.
3. Paskibra
Peran duta Paskibra disini adalah diharapkan menjadi teladan dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila diberbagai kegiatan masyarakat. Tugasnya
adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, kebangsaan,
persatuaan dan kesatuan, cinta tanah air serta rela berkorban untuk bangsa dan
masyarakat diberbagai bidang.
4. English club
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan bahasa asing yaitu bahasa Inggris pada
peserta didik, karena dalam dunia kerja nanti tidak hanya bahasa Indonesia saja yang wajib melainkan sekarang harus bisa berbahasa Inggris. English club dijadikan
sebagai wadah bagi siswa dalam peningkatan potensi atau kemampuan berbahasa
inggris. Tugas duta disini adalah mensosialisasikan program bahasa Inggris,
menyampaikan informasi dan mengingatkan target kosa kata.
Sebelum resmi menjadi duta sekolah peserta didik harus melewati proses terlebih
dahulu, dimana dilakukan proses penyeleksian yang dilakukan oleh masing – masing wali kelas dan disetujui atau dirapatkan dengan kepala sekolah atau waka kesiswaan.
2. Program Studi Kontekstual
Dalam program ini peserta didik mampu menggambarkan pengetahuan yang
didapatkan dalam kehidupan sehari-hari dengan dunia nyata, serta dari kegiatan ini
akan diperoleh atau akan mendapatkan informasi terkait potensi yang dimiliki peserta didik dan sebagai wadah penanaman karakter kepemimpinan yang terdapat nilai-nilai positif.
Dalam kegiatan ini wali kelas berperan untuk membuat tahap persiapan, yaitu
menentukan tema kegiatan, lokasi, membangun kerjasama dengan vendor, mempersiapkan sarana dan prasarana, membuat proposal kegiatan, membangun komunikasi dengan wali murid, dan mendampingi saat kegiatan dimulai.
Menurut Suwartini,2017 tahapan pembentukan karakter dibagi menjadi tiga
yaitu pemberian pengetahuan,pelaksanaan,dan pembiasaan. Pada program ini peserta
didik akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan urutan kegiatan. Contoh kegiatan
nya adalah fun game, outbound, dan berkreasi.
Program ini didukung oleh beberapa faktor seperti dana dari sekolah, arahan
dan motivasi dari kepala sekolah, wali murid diupayakan sebagai mitra, serta evaluasi terkait seluruh kegiatan yang diwujudkan pada laporan akhir kegiatan.
3. Program kegiatan Pembiasaan Islami
Program ini bertujuan untuk membentuk akhlak pada peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari dan menanamkan nilai-nilai positif. Kegiatan islami ini terbagi
menjadi dua yaitu harian dan tertentu, bentuk kegiatan ini dibuat sedemikian sebagai wujud implementasi managemen peserta didik dalam pengaturan pada kegiatan siswa-siswi mulai dari masuk hingga keluar sekolah (Mulyasa, 2016).
Pertama yg dilakukan yaitu dengan tahap penanaman pengetahuan yang diberikan materi pada tausiah di masjid oleh Ustad maupaun Ustadzah yang diharapkan semua peserta didik mampu untuk bertindak sebagaimana yang diajarkan merupakan budaya dari sekolah terhadap pembiasaan dan nilai positif. Kemudian tahap selanjutnya adalah Habit.
KESIMPULAN
Dalam artikel yang ditulis penulis ini dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukkan
karakter pada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Salah satu nya pada judul artikel ini yaitu Strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk membentuk karakter pemimpin pada setiap peserta didik yaitu dengan dibentuk nya tiga program seperti Duta Ekstra Kulikuler, Studi Kontekstual dan Pembiasaan Islami.
Berdasarkan hasil dan pembahasannya kepala sekolah telah berhasil menerapkan program
yang dibuat, diharapkan semua peserta didik dapat membentuk karakter pemimpin.
Pembentukan karakter pada peserta didik merupakan hal yang berkaitan dengan penunjang berkelanjutan atau SDGs poin ke empat yaitu pendidikan berkualitas.
Dari paparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan program yang dibuat oleh kepala sekolah di SDN Banyumanik 01 dapat mewujudkan pendidikan berkarakter pada
peserta didik, melalui program tersebut peserta didik dapat memperoleh penanaman nilai-nilai positif yang menunjang keberhasilan suatu bangsa dalam mewujudkan pendidikan yang berlualitas.Peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan penelitian terhadap program kegiatan yang lainnya di sekolah dasar untuk membentuk karakter kepemimpinan pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
(UU No 20 tahun 2003) Pengertian Pendidikan
LexyMoleong. (2018). Penelitian kualitatif. Bandung
Wahidmurni. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. UIN Malang.
Sugiyono. (2018).
Strategi Penelitian Pendidikan : pendekatan kuantitatif.Alfabeta. Mulyasa. (2016). Konsep, Strategi Dan Implementasi. Bandung