By 13 May 2024

Peserta didik bosan dan hilang fokus saat belajar? Ini solusinya..!!

Oleh: Muhammad Ari Subhi, S.Pd.

Guru Matematika MTs Sekolah Cinta Ilmu
Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Penerima Beasiswa Unggulan S2 Tahun 2023/2024

 

Saat jam pelajaran berlangsung seringkali dijumpai peserta didik yang mengantuk, mengobrol di luar topik pembelajaran, tidak memperhatikan, atau bahkan tertidur.

Beberapa hal tersebut adalah pertanda bahwa peserta didik mungkin tengah ‘bosan’ dan ‘hilang fokus’. Tentu ini bukan sepenuhnya kesalahan peserta didik. Sudah menjadi bagian dari tabiat peserta didik sebagai anak memang demikian.

Jika kita merujuk pada data yang dipublikasikan oleh Bran Balance Center, disebutkan bahwa rentang konsentrasi anak berkisar dua hingga tiga menit dikali usia mereka. Contohnya seperti ini, untuk peserta didik kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan usia sekitar 14 tahun, maka waktu konsentrasinya sekitar 28 hingga 42 menit.

Sekarang bayangkan bagaimana kondisi peserta didik yang sudah memulai kegiatan belajar dari jam 7 pagi? Sudah mau tertib di kelas juga nampaknya sudah syukur.

Kondisi ini tentu perlu disiasati agar peserta didik tidak bosan dan kembali fokus. Bagaimana caranya? Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ice breaking di sela-sela pembelajaran. Harapannya agar pikiran peserta didik kembali segar dan dapat kembali mengikuti pembelajaran.

Lantas Ice breaking yang seperti apa yang cocok dan dapat dilakukan? Tentu disesuaikan dengan kondisi peserta didik, lingkungan belajar, materi, dan waktu. Ragam ice breaking saat ini dapat diakses dengan mudah. Berikut ini adalah salah satu contoh yang mungkin bisa ditiru. Nama ice breaking-nya adalah “Clap, Down, Take”.

Praktik yang dapat dilakukan cukup sederhana. Pertama, siapkan hadiah kecil, dapat berupa camilan atau sejenisnya. Kedua, atur posisi peserta didik menjadi saling berhadapan dan berpasangan masing-masing dua orang.

Jika ada sisa atau lebih, bisa digabungkan sehingga dalam pasangan tersebut terdapat tiga orang. Ketiga, letakkan hadiah di antara pasangan-pasangan yang sudah saling berhadapan. Keempat, jelaskan aturan main ice breaking “Clap, Down, Take” yaitu: a) Clap berarti lakukan tepuk tangan sekali, b) Down berarti turunkan kedua tangan menyentuh meja, dan c) Take berarti ambil hadiah yang tersedia di depan.

Hadiah akan sah terambil pada intruksi Take. Kelima, lakukan simulasi untuk memastikan peserta didik memahami aturannya. Terakhir, lakukan dengan penuh riang gembira.

Mesikpun hanya aktivitas sederhana, ingat selalu untuk melakukan refleksi. Berikan apresiasi pada peserta didik yang berhasil berkonsentrasi dengan baik. Berikan pula motivasi konstruktif pada peserta didik yang belum berhasil.

Selalu berikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan apa yang ia pikirkan. Peserta didik yang lain dapat meresponnya. Aktivitas inilah yang menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan demikian, kelas akan kembali hidup.

(Catatan: Artikel ini ditulis sebagai bagian dari hasil diskusi mengenai bagaimana pendidikan seharusnya dapat dilakukan dalam mata kuliah Paradigma Penelitian Pendidikan Matematika yang diampu oleh Prof. Turmudi, M.Ed., M.Si.,Ph.D.)

Posted in: Opini