Desa Kaliwlingi jadi Technopark Inkubator Garam
BREBESNEWS.CO – Bahari Technopark Tegal yang berada di Kampus BPPP Tegal mengembangkan teknologi sesuai dengan potensi daerah melalui beberapa inkubator bisnis, yakni inkubator bisnis garam di Desa Kaliwlingi Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes.
Launching ditetapkannya Desa Kaliwlingi sebagai inkubator garam berlangsung, Sabtu (31/10/2015) di area tambak garam kaliwlingi dengan di hadiri Bupati Brebes Idza Priyanti, Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat KP) BPSDMP KP, Mulyoto Kepala dinas perikanan Tandi dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zaenudin serta kelompok petani garam Desa Kaliwlingi.
Inkubator bisnis tersebut bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru serta peningkatan produksi para pelaku usaha perikanan dan kelautan melalui kegiatan pelatihan, transfer teknologi serta pendampingan yang dilakukan secara bersama-sama oleh kelompok kerja technopark, yang terdiri dari unsur Balai Diklat Perikanan, penelitian dan pengembangan, akademisi, pelaku usaha serta masyarakat.
Tekhnologi Ulir Filter dan Geomembran
Kepada sejumlah awak media, salah satu inovator yang berjasa di bidang ini adalah Dradjat, Widyaiswara BPPP Tegal. Menurut Drajat inkubator bisnis garam Desa Kaliwlingi mulai dikembangkan sejak Juli 2015, dimulai dengan pelatihan pembuatan lahan garam sistem Teknologi Ulir Filter (TUF) dan Pemasangan Geomembran (LDPE) yang diikuti oleh petambak garam sekitar.
Lahan garam seluas 1 hektar terdiri dari saluran pemasukan air dan tandon air yang ada di sisi lahan, petakan ulir yang dihubungkan dengan filter, serta 14 meja kristalisasi garam. Pada akhir Agustus, lahan tersebut memulai produksi garam dengan produktivitas 1,5 ton per 10 hari per meja kristalisasi (ukuran 10 m X 12 m).
“Keuntungan yang diperoleh dari produksi garam per hektar per musim di inkubator bisnis garam adalah sebesar Rp 136.760.000,” jelas Drajat.
Produktivitas inkubator bisnis garam di desa ini mengaplikasikan sistem TUF dan Geomembran sebesar 252 ton per ha per musim, sangat berbeda dengan produktivitas garam tradisional yang hanya berkisar 60 ton per ha per musim.
“Dengan sistem TUF dan Geomembran, produksi naik sebesar 400 persen, yang membuat petambak garam di sekitar lokasi secara spontan ikut menerapkan teknologi TUF dan Geomembran secara swadaya,” ucapnya lagi.
Selain itu, dengan tekhnologi ini kandungan NaCl Natrium Clorida pada garam bisa mencapai 96 presen.
“Hal ini mendekati garam yang di syaratkkan industri sebesar 97 NaCl nya,” tandas Drajat.
Inkubator bisnis garam Bahari Technopark Tegal juga memfasilitasi pemasaran produk garam yang dihasilkan oleh petambak garam yang telah dilatih dan menerapkan metode TUF serta geomembran, untuk diserap oleh industri sebagai bahan baku proses produksi.
Salah satu industri, PT. Colorindo Multi Mitra, telah bersedia membeli garam tersebut dengan harga Rp 650 per kilogram. Karena itu, pada acara unjuk kerja ini diselenggarakan penandatangan kerja sama pembelian garam antara Kelompok Petambak Garam di Brebes dengan PT. Colorindo Multi Mitra.
Selain unjuk kerja dam pendantangan kerja sama, pada acara ini juga dilakukan penyerahan bantuan sarana dan prasarana Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dari Puslat KP ke Dinas Kelautan dan Perikanan, yang selanjutnya diserahkan kepada Pengelola P2MKP setempat.
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat KP) BPSDMP KP, Mulyoto mengatakan kedepan untuk lebih mengoptimalkan fungsi inkubator bisnis garam sebagai bagian dari Bahari Technopark Tegal, akan dibangun inkubator bisnis garam di atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Brebes dengan status pinjam pakai.
Di dalamnya terdapat kegiatan penelitian/aplikasi teknologi meliputi berbagai metode pembuatan garam, peningkatan kuantitas dan kualitas produksi garam, pemanfaatan garam untuk kesehatan, farmasi, kosmetik, konsumsi, serta wisata pendidikan garam.
“Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, akan dilibatkan berbagai pihak dari pemerintah, akademisi, bisnis dan kelompok masyarakat,” ujar Mulaynto.
Mulyoto berharap dengan adanya inkubator bisnis garam Bahari Technopark Tegal di Kabupaten Brebes dapat meningkatkan kesejahteraan petambak garam, baik di Kabupaten Brebes maupun di seluruh tanah air, sehingga swasembada garam yang telah dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dapat segera terwujud.
Sementara itu bupati Brebes menyambut gembira dengan di tetapkannya Desa Kaliwlingi menjadi Technopark bahari inkubator garam. Karena itu bisa memacu produktivitas garam di wilayahnya yang saat ini tengah ditarget Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk bisa memenuhi kuota 70 ribu ton per tahun.
“Saat ini Kabupaten Brebes sudah bisa menghasilkan 60 ribu ton per tahun. Dengan adanya langkah kerja sama dan penerapan teknologi ini saya optimistis target akan bisa tercapai,” ujar Idza. (AFiF.A)