By 25 August 2017

Demo PMII dan PCNU Brebes Tolak Full Day School (FDS)

Mahasiswa PMII Brebes tolak FDS saat akan melakukan aksinya

BREBESNEWS.co -Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Brebes melakukan aksi unjuk rasa menolak kebijakan pemberlakuan full day school (FDS) atau sekolah 8 jam penuh, Jumat pagi (25/8/2017).

Pukul 09.00 WIB, puluhan pendemo mulanya berkumpul di Alun Alun deapn masjid Agung Brebes.

Kemudian, mereka berjalan kaki menuju Kantor Bupati Brebes yang berjarak sekitar 500 meter dengan membawa umbul-umbul dan bendera organisasi.

Sesampai di depan gerbang kantor bupati yang sudah dijaga ketat petugas kepolisian dan Satpol PP, pendemo menggelar aksi dan membentangkan poster.

Antaranya bertuliskan ‘Save Madin (Madrasah Diniyah) dan PMII Tolak Sekolah Full Day School’.
Selain poster mereka juga meminta Bupati Brebes, Idza Priyanti, untuk menandatangani surat pernyataan bermaterai. Isinya menolak FDS diterapkan di Brebes.

“Kami menolak FDS. Ini karena tidak sesuai dengan kultur dan latar belakang masyarakat Indonesia,” ujar koordinator aksi, Muamar Anis.

Menurutnya, kebijakan FDS juga akan mengancam keberadaan sekolah Madrasyah Diniah (Madin) yang dinilai dapat
membentuk karakter religius dan nasionalis.

Profesi guru Madin, kata dia, juga akan ikut terancam, padahal jumlahnya seluruh Indonesia sangat banyak.

Aksi saling dorong

Tak kunjung ditemui bupati, pendemo yang berjumlah sekitar 50 orang itu mencoba merangsek ke dalam kantor bupati.
Aksi saling dorong di depan kantor bupati pun terjadi, namun itu berhasil diredam pihak aparat keamanan.

Setelah perwakilan pendemo setelah ditemui Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Brebes, Emastoni Ezam.
Mereka kemudian beraudiensi di ruang rapat sekda.

Toni mengatakan, bupati Idza tidak bisa menemui pendemo lantaran sedang menemui kunjungan Komisi E DPRD Provinsi Jateng dan DPR RI.

Emastoni menegaskan, secara pribadi, ia sepakat terhadap apa yang menjadi tuntutan pendemo karena kondisi masyarakat di Brebes yang sudah terbiasa sekolah di Madin sepulang sekolah formal.

“Saya pelaku sejarahnya, saya orang NU dan didik di diniyah,” tegasnya.

Setelah melalui kesepakatan pendemo kemudian membubarkan diri dengan tertib. (AFiF.A)

Posted in: Serba Serbi